Agustus 23, 2014

Tradisi KING HO PING / Sembahyang Rebutan

Menurut kepercayaan umat Tri Dharma (Buddha, Konghucu, dan Tao), pada bulan Jiet Gwee Cap Go atau bulan ketujuh dalam penanggalan Imlek sesuai penanggalan tahun pertama kelahiran Kongfuzi (Imlek) diyakini sebagai bulan setan. Mulai 1 Juli–30 Juli (sesuai Imlek), pintu gerbang neraka dibuka, dan seluruh penghuninya diizinkan menjejak dunia, kemudian ada sejumlah arwah penghuni neraka yang tidak memiliki tempat singgah dan keluarga. Roh-roh yang selama hidup di dunia menjemput ajal tidak sesuai ajaran agama. 

Roh-roh tersebut gerakannya liar, gentayangan, dan rawan mengganggu hidup umat manusia di dunia. Untuk itu umat Tri Dharma menggelar ritual Sembahyang Rebutan. Salah satunya berlangsung di Kelenteng Tri Dharma Hong San Kiong, Gudo, Jombang.
 Sesajen yang dipersiapkan dalam ritual Sembahyang Rebutan.


Sesajen yang dipersiapkan dalam ritual Sembahyang Rebutan.



Sembahyang di altar Thian Yang Maha Kuasa untuk memohon izin mengadakan doa di kelenteng.


 Ritual pemanjatan doa kepada dewa-dewa lain. Seperti Kwan See Im Poo Sat (Dewi Welas Asih), dan Kong Tik Tjoen Ong (Dewa Pengobatan). Dewa yang disebut terakhir ini dianggap sebagai tuan rumah Kelenteng Hong San Kiong.










Ratusan warga sekitar klenteng berebut sesajian dari berbagai makanan yang telah didoakan saat tradisi King Ho Ping di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hong San Kiong Gudo, Jombang, Jawa Timur.



http://pagiphoartworks.wordpress.com/

http://pagipho.multiply.com/ 

http://pagiphoevent.blogspot.com/ 

https://plus.google.com/u/0/114551813322256491875/posts

All pictures taken with Olympus E1 & Zuiko Lens 18-180mm,1:3.5-6.3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar